Adakalanya Kita Malu

Masa lalu menunjukkan kualitas kita dahulu kala. Menulis adalah soal jam terbang. Menulis adalah soal gejolak jiwa. Menulis adalah soal isi kepala.

Tulisan kita dulu dan sekarang, pasti berbeda. Pada segi diksi, metafora, sampai alur bicara. Mungkin dulu sederhana, mungkin dulu tak bernyawa, mungkin dulu buruk rupa. Tapi adalah semua itu jejak jejak kita.

Para penulis yang berbahagia. Adakalanya kita malu lalu menghapus tulisan tulisan alay dulu. Adakalanya kita malu lalu membakar karya waktu kecil dulu. Adakalanya kita malu.

Tapi adalah itu semua jejak jejak kita.

Perubahan diksi menunjukkan perkembangan. Perubahan metafora menunjukkan geser kemampuan nalar. Perubahan, adalah sebuah panggung pertunjukkan. Atas drama persepsi, asumsi, hipotesa, dan sinestesia. Perubahan bergerak gerak berperan antagonis dan egosentris. Perubahan kaku menjadi cermin mata berkaca kaca. Perubahan tulisan, adalah sepatu kaca cinderella yang tertinggal. Adalah sebab musabab titik berdiri kita saat ini.

Maka saksikanlah!
Karena Perubahan adalah kita.

Biarlah masa memalukan itu tetap di tempatnya. Berhentilah menghapus. Berhentilah menutupi. Mari berani melihat cacat diri pada panggung sandiwara masa lalu.
Tulisan kita dulu, adalah keasyikan nostalgia bisu.

Nida.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kuhentikan Hujan

Hati yang Hampa

Resensi Buku: Anggukan Ritmis Kaki Pak Kiai