Bertahan


Pertama. Ada detik-detik dimana semua terasa begitu menghimpit. Ketika cita tak terkejar, rindu tak terbayar, kemauan tak terpenuhkan, kekecewaan terus berdatangan, dan keterbatasan telentang menunjukkan dirinya.  Ada.

Kedua. Ada detik ketika kita bisa bahagia hanya dari hal sederhana. Berjalan tanpa rasa sakit, tertawa bersama anak-anak, tidur bersama orang lain yang menyayangi kita, olahraga menikmati pagi sendiri, tidak kelaparan dan masih bisa minum air bersih setiap hari. Ada

Ketiga. Ada juga detik dimana syukur membuat jiwa semakin sakit. Senyum dan tawa mengiris hati, yaitu ketika kita berusaha tetap bertahan dengan syukur kita tapi keadaan belum juga berubah. Ketika kita bertahan dengan usaha yang maksimal tapi jalan belum juga terbuka. Ketika kita tahu lelah telah menyesaki jiwa, tapi keramahan belum juga terasa. Ada.

Maka kalau detik ketiga telah datang pada kita, datang padaku, padamu yang sedang membaca, bertahanlah. Hanya itu saranku. Tetaplah begitu, tetaplah bersyukur, tetaplah berusaha, tetaplah begitu. Bangkitkan jiwa yang kuat dan hati yang selalu bersemangat. Tidak apa-apa, harapan yang putus hanya bagian kecil dari kebahagiaan yang tertunda. Air mata yang jatuh hari ini adalah pembuka untuk kebahagiaan berikutnya, tetaplah bertahan.

Meski kecewa telah memenuhi jiwa dan kepala, meski lelah terus membayangi kita, meski ingin sekali berhenti dan pergi, bertahanlah. Teruslah jalan ke depan. Pelankan langkahmu kalau lelah dan nikmati rasa lelah itu. Tapi, tetaplah bertahan dan teruslah berjalan..

Dunia hanya bagian kecil dari semesta, maka detik ketiga adalah bagian kecil dari jutaan detik lainnya yang kita tidak tahu apa yang akan terjadi. Kata 'sabar' mungkin terdengar klasik dan membosankan, tapi begitulah satu-satunya saran yang kupunya. Sabar, bertahan, dan teruslah berjalan.

Kalau perlu, menangis dan menjeritlah sambil terus berjalan ke depan. Karena pada akhirnya, air mata akan mengering dan darah akan berhenti mengalir. Percayalah.

Jangan mau kalah sama kondisi. Jangan menyerah pada emosi. Jangan mengalah pada kenyataan hari ini.
Keyakinan harus tetap ada, Hati yang pemaaf harus tetap disana. Akal yang bergizi harus tetap diisi.

Perjalanan ini tinggal sebentar. Tujuan kita selalu terlihat sedari awal berangkat kan?
Semangatanpabatas :D

Dataran rendah Cibiru Hilir
Cuaca mendung berangin
Dari hati yang jujur
Nida.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kuhentikan Hujan

Hati yang Hampa

Resensi Buku: Anggukan Ritmis Kaki Pak Kiai