Laki-laki Lemah

Bismillahirrahmanirrahim

Kita bicara fenomena, karena memang itu yang ada di sekitar kita. Saya, sering mendapat curhatan beberapa teman laki-laki, atau mendengar komentar beberapa teman laki-laki saat berusaha mendapatkan seorang wanita. 

Kalian, memutuskan maju atau mundur bergantung pada sikap perempuan tersebut. Iya kan?

Kalau sekiranya permepuan itu juga menunjukkan tanda--tanda penerimaan, kalian maju. Tapi kalau perempuan itu diam tanpa sinyal atau menunjukkan penolakan, kalian mundur perlahan.

Ah, opurtunis.

Mana kepemimpinan kalian sebagai laki-laki? Kalian pembuat keputusan masa bergantung pada sikap perempuan?
Saya tahu, laki-laki itu bagaimana perempuan, tapi masa kalian tidak punya prinsip? Kan kalian imam, kan Allah telah melebihkan kalian.

Kalau memang kalian laki-laki, seharusnya keputusan itu bergantung pada kalian sendiri, bukan bagaimana perempuannya.
Mau dia jadi ibu dari anak-anak kalian ga? Kalau iya, ya maju.
Bukan, gimana dianya deh ya, kalau dia mau saya mau, dia ga mau, yasudah.
Ini nih laki-laki lemah.

Kalian harus tau apa yang kalian mau dan berjuanglah untuk itu. Itu baru ganteng.

Kalian yang ambil keputusan, kalian yang punya pertimbangan, saya percaya, semua laki-laki di dunia ini pintar. Kan kalian makhluk sembilan logika satu perasaan.

Saya sudah maju teh, saya ga menyerah, terus saya ditolak. 
Ya sudah, duduk, sabar, bangkit lagi. Buat perempuan itu menyesal.
Perempuan kan ada banyak?
Tapi saya suka banget teh sama dia, saya ga bisa kalau ga sama dia.
Kamu laki-laki. Kamu nahkodanya, jangan menghinakan diri di depan perempuan.  
Menghinakan diri gimana teh?
Itu, sangat bergantung pada perempuan.

Kan kita punya contoh nabi Yusuf yang tahan meskipun digoda putri cantik? Kalian, belum juga digoda seperti nabi Yusuf, udah nyalah-nyalahin perempuan. Perempuan yang mengundang lah, perempuan yang ngasih jalan lah, ya itu si emang kalian juga yang ga punya prinsip.
Kalau kalian punya prinsip, kalian ga akan tergoda seperti nabi Yusuf yang tetap kuat.  
Kalau kalian punya prinsip, kalian akan bertahan meski ditinggal, kan ada nabi Ayyub yang ditinggal istrinya, atau nabi Luth yang dikhianati istrinya, terus kemudian mereka jadi lemah? No.

Semuanya bukan melulu gara-gara perempuan
Tapi kualitas kalian sebagai laki-laki lah yang lemah 
 
Wahai bangsa Adam, bangun.

Kalian pemimpin, nahkoda, dan banyak sejarah mencatat para laki-laki kuat yang merubah dunia. Kalian juga bisa. Saya saja sebagai perempuan terkadang iri dengan keleluasaan kalian sebagai laki-laki. Saya tak bisa melakukan hal-hal yang kalian bisa lakukan. Bukan saya merasa terkungkung, tapi saya punya jalan takdir yang berbeda.

Optimalkan keleluasaan kalian. Maksimalkan kekuatan, jadilah laki-laki bermental kuat. Maju terus dan kalian lah yang mengambil keputusan. Bukan sekedar opurtunis.

Satu lagi, kalau kalian mau memilih perempuan, pilihlah perempuan yang kira-kira, bisa kalian pimpin.
Bukan sekedar mencari perempuan yang bisa membuat kalian bermanja-manja. Nahkoda yang cerdas akan memilih awak yang berkualitas.
Awak yang bisa dipimpin, yang tidak menyusahkan, yang kalian percaya, yang bisa diajak bekerja sama. Begitu kan?
Kapal itu berlayar untuk mengarungi ombak, bukan diam di pelabuhan atau jadi pajangan Makanya butuh tim yang hebat agar kapal tak karam dan sampai di tujuan.

Setiap awak membutuhkan nahkoda. Jangan khawatir, kalian pasti dapat pasangan. Tinggal apakah kalian sebagai nahkoda, mau memampukan diri jadi pemimpin sebuah pelayaran. 

Depok, 12 Maret 2017
Panas menyengat
Dari hati yang gemes
Nida.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kuhentikan Hujan

Hati yang Hampa

Resensi Buku: Anggukan Ritmis Kaki Pak Kiai