Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2017

Dosa 2#

Dia berdosa Dia juga Mereka juga Yang itu juga Aku juga Kemudian ditanya Mengapa berbuat dosa? Tak ada jawaban, kosong, ditelan kegelapan Maaf, kemudian suara menghilang Bagaimana mengerti kebajikan, jika tak berbuat kesalahan? Bagaimana menghargai, jika tak pernah menyesal? Bagaimana memperbaiki, jika tak mengenal evaluasi?  Bagaimana?  Aku menyayangimu, perbaikilah Perbaikan bukan pergi perlahan Penyesalan bukan mundur perlahan Evaluasi bukan mengurung diri Jangan Jangan tinggalkan Aku.  Maafmu adalah cukup Mari, sini. Nida.

Buah Apel

Adam dan hawa adalah penghuni surga, sampai mereka memakan buah tanpa nama. Kejadian itu kemudian menyejarah, melegenda, meresap ke dalam pikiran umat manusia. Film, Novel, Drama yang mengambil tema adam dan hawa tak terhitung jumlahnya. Buahnya, padahal tidak pernah ada yang tahu bagaimana bentuk, rasa, apalagi warnanya. Entah bagaimana, tiba tiba umat manusia sepakat, buah apel simbolnya. Sampai disini, bisa ditangkap filosofi apel? Aku suka makan dukuh dan rambutan. Tapi apel adalah buah yang berbeda. Ia punya makna yang lebih dalam meski ia sendiri tak mengerti kenapa. Aku telah berhenti menebak dan mengira ngira kehidupan. Aku hanya menjalankannya semampuku juga mengikuti aturan yang ada, dan biarlah semua mengalir apa adanya. Apel, adalah satu-satunya hiburan yang aku punya. Pada setiap kejadian dan persoalan. Semuanya, gara gara buah apel, yang penting udah usaha. Iya kan, Nid? Iya banget. 

Bahagia

Gambar
Akhir pekan ini saya harus presentasi tentang positive psychology. pernah dengar kan? Dua pekan terakhir di kelas filsafat saya membahas sejarah dan makna kebahagiaan. Udahnya paper positive psychology lumayan tebal dan mebahas kebahagiaan, kelas filsafat berturut turut juga membahas kebahagiaan, kenyang dede bang. Menarik. Rupanya manusia dari zaman ke zaman mencari arti kebahagiaan. Sibuk merumus rumus kalimat untuk mencari definisi yang tepat. Bertanya, berpikir, bertanya lagi, berpikir lagi, melihat, memperhatikan, merumus, mendiskusikan, bertanya, berpikir lagi, begitu seterusnya. Kemudian muncul teori teori tentang kebahagiaan. Lihat betapa definisi bahagia berubah rubah sesuai dengan kondisi dan kemampuan berpikir manusia kala itu. Seseorang bernama epicurus, atas hasil pemikiran yang panjang panjang, akhirnya ia merumuskan bahwa bahagia adalah terbebas dari rasa sakit, apapun itu. Kemudian sebgian orang setuju, dia punya pengikut, pengikutnya berusaha mencari bahagi