Gadis yang Kehilangan Senyumnya
masalahnya ada pada dirinya. dia yang patah hatinya. dia tahu hatinya telah patah, tak lagi utuh seperti sedia kala. ayahnya menyakiti ibunya, membuat air mata ibu menjadi pemandangan sehari-harinya. ibunya menyakiti ayahnya, keduanya tak berpisah, tapi saling menyakiti satu sama lain. yang sakit akan menyakiti, yang menyakiti itu juga yang sakit, yah begitu kira-kira siklusnya. lalu sebagai anak yang menjadikan orang tua sebagai mataharinya, hatinya patah. sudut pandangnya tentang dunia tak lagi sama. matahari, hujan, daun yang jatuh, angin yang menerbangkan kain bajunya, hilir mudik manusia, hampa baginya. kemudian gadis tukang senyum itu menikah. seorang laki-laki memperlakukannya dengan sangat baik. sayangnya, laki-laki itu harus menerima sikap buruk gadis yang dulu baik itu. iya menyalahkan keadaan suaminya, merasa sempit dengan kehidupannya, dan mengeluarkan kata-kata menyakitkan bagi suaminya. sungguh malang nasib lelaki itu gadis yang ia kira baik, ternyata