Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2017

Menolak Lupa

Saya tinggal bersama orangtua selama kurang lebih 17 tahun, sekarang sudah hampir 7 tahun saya menghabiskan waktu hidup sendiri. Ngekos, asrama, pesantren, pernah saya jalani. Mulai dari 4.5 tahun kuliah S1 dan sekarang sedang menjalani kuliah S2, ditambah, masa depan saya juga berada di kota yang jauh dari orangtua. Pernah ada yang berkata, seringkali anak anak lupa, ketika sibuk tumbuh, orangtuanya juga tumbuh dan menua. Adalah pepatah yang tak suka saya ingat. Saat kuliah S1, saya sibuk organisasi dan waktu libur pun tersisa sedikit untuk diluangkan dengan keluarga. Selepas S1, saya pulang dan kemudian diterima S2. Saya pergi lagi, meninggalkan rumah yang selalu disana tak pernah kemana mana. Umi, tsaura berangkat dulu ya. Ibuku hanya mendoakan. Menaruh  harapan. Sekarang, saat libur S2, aku mengajukan lamaran untuk magang dan bekerja, di sebuah lembaga penelitian tentang topik yang saya suka. Walhasil, liburan ini aku tak pulang ke rumah dan bertemu dengan orang tua. Say

Komitmen

Gambar
Cie, saya sekarang satu hari satu postingan euy.. Hehe Berkat udah libur kuliah nih, jadi sudah tidak dikejar deadline tugas ujian nulis rapot murid dan sebagainya..  Uhuy, mari menikmati ~ Jadi, eum, berawal dari fenomena perceraian dr pernikahan tiga bulan itu ya.. Saya bukan pengikut infotaiment tapi tau info itu jg dr adek yang cerita.. Sedih si liatnya, apakah harga perjanjian di hadapan Allah begitu murah? Saya juga tengah menanggung sebuah komitmen, memang ada naik ada turun, ada senang ada sedih, semua ada, tapi ya dilalui aja. Diingat kembali bahwa perasaan harus diatur. Kalo cinta sebatas rasa suka, udah ga suka ya udah, lah, terus dimana letak tanggung  jawab? Kalian tau ga si, cinta itu bukan yang paling tinggi, kita boleh mencintai, tapi kalau ga sanggup tanggung jawab dan berkomitmen, cinta ya sebatas cinta aja. Saya mah bicara berdasarkan hasil penelitian aja ya. Jadi, menurut hasil penelitian tentang emosi, cinta didefinisikan sebagai sebuau perasaan y

Innal a malu binniat

Hadits yang paling populer, iya kan? Siapapun tau apa arti hadist itu. Kalau menyesal itu boleh, niat yang salah, adalah hal yang paling saya sesali. Niat yang miring hanya berujung menyakiti mereka yang tulus. Ko bisa, kan cuma niat teh Iya bisa, karena perilaku adalah pancaran niat yang ada di hati. Salah niat, pasti salah sikap. Atau Salah niat, tepat sikap, hasilnya sebatas niat Iya, hasilnya ya seperti niatnya. Kan gitu kata nabi juga, barangsiapa berhijrah karena wanita, ya ia akan mendapat wanita, udah itu aja. Tanpa manisnya iman, tanpa pemahaman tentang islam Karena harta, ya ia akan mendapat harta aja, tanpa kemampuan mengelola, tanpa kemauan bersedekah, bisa saja, iya kan. Jadi hasil, ya sebatas niatnya, Kalau menikah hanya untuk nyetok masa depan, ya akhirnya sikap ke pasangan kaya ke stok aja. Semacam stokis toko herbal ya, hehe Jadi, sebenernya kalau mau liat niat seseorang, bisa diliat ko dr perilakunya. Kalau tiba tiba sering ngaji, pas udh nikah jadi j

Kembali

Jadi, dua bulan lalu saya kehilangan dompet. Tidak jelas, kalau diingat ingat, munhgkin hilangnya di angkot, terminal, atau depan stasiun kereta. pokoknya itu adalah tiga tempat yang paling ramai yang saya kunjungi di hari hilangnya dompet saya. Saya ingat sekali telah memasukkan dompet ke dalam tas, jadi 80% saya yakin, saya dicopet, bukan karena ketinggalan atau lupa simpan. Minggu itu juga, saya harus ke Bandung dan voila, dompet saya hilang, tak ada uang, tak ada kartu identitas apapun. Sedih? Jelas. Belum lagi semua bukti admnistrasi perkuliahan saya taruh di dompet plus, kartu tanda mahasiswa yang akan saya gunakan untuk mengembalikan buku perpus juga hilang. Waduh, alamat kena denda karena telat mengembalikan ini mah. Saya tidak menyerah. Pagi sebelum rapat guru dan ke Bandung, saya nekat ke terminal dengan sisa uang yang ada, berusaha bertanya pada petugas semoga ada yang menitipkannya. Buru-buru, uang terbatas, terminal lumayan jauh, belum makan karena takut uang ga cukup

Sepakat

Gambar
Mari kita buat kesepakatan. Hati, aku lelah bertengkar. Sekarang, kau boleh merasakan apapun yang kau mau, berbuatlah sesukamu. Kuberi kau ruangan untuk berbagai jenis perasaan. Menarilah di dalam sana. Berlari lari lah, atau berteriaklah disana. Aku tahu, jika kau kularang larang, atau kuberi peraturan, kau akan mengeluarkan air di sudut mataku, dan aku, tak suka air itu. Maka, dalam ruangan itu, berbuatlah sesukamu. Dan masalah sikap, adalah bagianku. Bagianmu? Ah, hati, kau akan kudengar pada saat saat tertentu. Mungkin saat kau stabil dan tenang di ruangan itu. Sebagai makhluk hidup, aku pun harus menjaga hati makhluk hidup lainnya, karenanya tak semua kehendak mu akan kuturuti. Tak semua keinginanmu akan kukeluarkan. Berbuatkah sesukamu di ruangan itu. Kau bebas di sana, tanpa peraturan, tanpa larangan. Soal sikap dan keputusan, biarkan aku yang memberi arahan. Jangan kau buat mataku berair lagi. Salam hormat, Logika. Nida. Teduh,  sejuk. Tuh kan, kam

Bintang

Gambar
Sayangnya ia tak suka melihat ke atas. Hidup menyibukkannya dengan pemandangan gedung tinggi dan kesedihan kesedihan diantaranya. Bintang menunggu lama, berharap ia menyadari kehadirannya. Bintang telah bersiap, mendengar segala keluh kesahnya. Tapi ia, masih sibuk juga. Bintang mulai menangis. Malam yang gelap semakin gelap karena hujan. Ia, masih juga tak nenyadari kesedihan bintang. Bintang menunggu, membuat malam diiringi hujan hampir setiap hari. Ia sibuk dan masih enggan melihat ke atas. Kemudian bintang merasa kosong. Cahayanya tersapu hujan hingga ia tak mampu hadir lagi. Perlahan bintang menghilang. Berbisik pelan, semoga ia bahagia . Nida Sore mendung. 

APA (Anak Pecinta Alam)

Gambar
Saya mengkategorikan diri sebagai seseorang yang menyukai alam. Kesibukan mencari gambar gambar pemandangan keindahan alam untuk dijadikan wallpaper handphone atau sekedar koleksi galeri sudah jadi kebiasaan. Sedikitnya waktu dan teman untuk bepergian membuat saya memilih sibuk untuk mencari gambar pemnadangan, hehe... Saya bersyukur, setidaknya masih punya mata yang sehat dan teknologi yang cukup untuk mengakses keindahan alam yang tak bisa dikunjungi. Sampai suatu ketika,.. terbacalah sebuah blog milik anggota komunitas pecinta alam Sejujurnya saya tak tahu banyak tentang komunitas itu, yang saya tahu mereka tukang naik gunung ini dan itu, mayoritas anggotanya laki-laki, dan hobi mengobrol tanpa mengenakan baju Mengapa saya berpikir begitu, karena itulah yang saya lihat. Dahulu, sekre saya dekat dengan sekre anak-anak pecinta alam, yang saya ingat, saya selalu merasa takut jika melintasi sekre mereka, kenapa, karena mereka selalu berkumpul hanya dengan cela

Subhanallahi wabihamdih

Pagi ini, karena Allah, saya menonton sebuah video ceramah dari ustad Nouman, seorang ustad kelahiran Afganistan yang lama menetap di Amerika dan telah menjadi penduduk Amerika. Ustad favorit saya. Ust nouman membahas tentang kalimat subhanallahi wabihamdih. Menurut hadits, adalah kalimat yang paling disukai Allah dan paling berat timbangannya. Tapi, punya konsekuensi psikologis yang sangat sangat tidak mudah, setidaknya, bagi saya. Jadi, pertama, arti dr kalimat subhanallah, bukan hanya Allah Maha Suci, tapi juga berarti bahwa Allah suci dr semuaaaaa hal yang tidak baik.  Termasuk pertanyaan kenap hrs say yg diuji ya Allah? Kenapa hrs saya yg ditimpa hal ini ya Allah? Kenapa?  Nah, kalo kita masih berpikir Allah tidak adil, atau masih tidak menerima ketentuan yg terjadi dalam hidup kita, apakah itu warna kulit yang kita ga suka, bentuk wajah yg ga mirip artis korea, atau tinggi badan yang jauh lebih rendah dari pohon kersen di pekarangan rumah, nah berati kita belum menerima Al

Recomended life plan

Gambar

Laporan cuaca

Jadi gini ya gaes. Beberapa bertanya, mengapa saya selalu melaporkan keadaan cuaca diujung tulisan. Alay? hha, biarlah orang berkata apa. Sejujurnya, kebiasaan menuliskan keadaan cuaca merupakan kebiasaan seorang antropolog. Saat ia menulis laporan etnografi setiap hari, setelah selesai observasi, ia harus menuliskan cuaca yang ada hari itu. Maka sejak saya menulis laporan etnografi untuk pertama kali saat pertama kuliah lapangan di Karawang, saya suka melampirkan keadaan cuaca di sekitar saya. Kenapa dalam antropologi laporan cuaca menjadi penting? Karena boleh jadi terdapat hubungan antara cuaca dan fenomena budaya yang ditemukan. Bukankah banyak budaya yang merupakan hasil pemaknaan mereka terhadap cuaca? Misal budaya pemujaan dewi Sri, dan dewa dewi alam lainnya adalah hasil dari pemaknaan masyarakat terhadap alam sekitarnya. Saya cukup kagum dengan masyarakat itu. Bukan, bukan mengagumi tuhannya, tapi kemampuan mereka untuk menghargai alam dan berterima kasih atasnya. Ad

Tulisan

Gambar
Sebuah tulisan itu, ada banyak motifnya, sebab musabab, dan modusnya Dan kalian para pembaca, sepandai apapun kalian menebak, hanya tuhan dan penulisnya yang tahu maksud sebenarnya, Ada tulisan diciptakan untuk mengekspresikan diri, baik itu suasana hati atau opini logis yang dipadu padankan dengan data dan fakta, atau sekedar opini logis yang dimiliki penulis tanpa teori sama sekali. Ada tulisan yang ditujukan untuk menginspirasi, mengubah cara berpikir, berusaha mengetuk-ngetuk hati agar mau sedikit melihat sudut pandang yang berbeda Ada tulisan yang memang sengaja ditujukan untuk dibaca oleh satu orang, atau kelompok tertentu, yang harapannya, dengan tulisan itu, masyarakat luas dapat memiliki sudut pandang yang sama dengan penulis, atau, kelompok/orang yang disindir itu berubah pikiran dan menjadi sama dengan isi kepala penulis. Pada akhirnya, menulis adalah soal merapihkan isi hati dan kepala, apakah itu penulisnya sendiri, atau penulis yang ingin merapihkan isi kepal

Khawatir

Gambar
Wahai jin, Kau buatku khawatir Bagaimana kau jalani hidupmu jika begini terus? Adakah rutin membaca blog orang membuat perutmu kenyang Jin, jangan lupa makan Adakah rutin membaca blog orang membuat hausmu hilang? Wahai jin, jangan kehilangan cairan Atau mungkin Adakah rutin membaca blog orang membuat penyakitmu tersembuhkan? atau kau, terluka karena kusebut jin? Jin, kau buatku khawatir Orang-orang mungkin bilang Tak kenal maka tak sayang Tak sayang maka taaruf Tapi jin, aku kan orangnya pengertian Aku bukan apa yang orang-orang bilang Tanpa kenalan aku sudah perhatian Tanpa taaruf aku sudah penyayang Jin, ah, aku kan jadi khawatir Karena aku orangnya sabar, penyayang, perhatian, lemah lembut, tenang, so so an, dan sewenang-wenang, aku cuma mau bilang, awas bintilan. Dari hati yang penyayang, bersungguh-sungguh, tulus, dan mendalam Nida.