Ternyata
Ternyata, aku sayang banget sama anakku Aku kaget, ko ada ya perasaan sebesar ini. Tadi pagi aku mengajar, dua anakku masuk kelas, yang besar aku suruh keluar, dia tanya sederhana, kenapa harus keluar? matanya berbinar Hatiku patah, kenapa aku harus mengusirnya, betapa teganya aku Sedetik kemudian, ku dudukkan ia di kursi guru, biarlah, aku sayang anakku, tak tega aku membuatnya merasa tersingkir meski sedikit. Di waktu lain, anakku sakit, berkali kali sakit. Tak apa, aku tahu akan sembuh, sampai suatu ketika, jalan raya kecil ini terasa begitu panjang. Aku menangis juga. Terbayang sakit yang ia rasakan, lagi lagi, patah hatiku. Di waktu lain, anakku mengeluh pelan tentang hatinya yang patah, terdiam aku dibuatnya, sedetik kemudian, jadilah aku badut, atm, dan motor yang membawanya kemana ia mau, lagi, di dalam sini patah hatiku. Di waktu lain, anakku menyentuh benda panas, aku berteriak, memeluk dan memegang erat tangannya yang panas, berharap panasnya, pindah kepadaku, dan hilang r