... titik jenuh ...



terduduk dalam diam
termangu dalam sepi
merenung dalam sunyi
manatap dalam gelap

detik jarum jam kian terdengar jelas
air mata mulai mngalir deras
perlahan turun dari kelopak mata melawati pipi hingga menetes di dagu
terjun ke mukena putih dengan membawa kesedihan mengharu biru
air mata berikutnya menyusul membasahi pipi.. perlahan.. tapi pasti
wajah ku tundukkan dalam dalam karena malu yang teramat sangat
dosa kian menumpuk sedang pahala mulai menyusut
ya Rabb, ada apa denganku?
ada apa denganku ya Rabb?
kemana rasa nikmat sholat itu?
kemana rasa khusuk itu?
kembali menetes air mata penuh dosa ini ..
tuhan, lelah aku berbuat maksiat
peluh kurasa saat dosa terus kuperbuat
inilah saat iman mencapai titik jenuh
dan titik inilah yang begitu menyiksa hati ....
begitu nikmat saat dosa kulakukan, tapi begitu malu saat kuingat diriMu, Tuhan ...
ya Allah ....
hati ini kian rapuh , sedikit di sentuh maka runtuhlah sudah
tapi kemudian kuingat hambaMu yang telah jauh lama mendahuluiku ...
ada Hudzaifah pemegang rahasia rahasia , umar yang keras menegakkan yg haq , ada bilal muadzin kesayangan rasul , ada abu bakr sahabat utama  ..
ahh, betapa mulianya mereka, betapa kecil diri ini ...
tak ada seujung kuku pun aku dihadapan mereka ...
tapi sombongnya minta ampun diri ini...merasa yang paling ... dan yang ter...
kuangkat tanganku untuk menutupi wajahku dihadapanMu ...
Malu ... Malu ... Malu ...
Ampuni aku tuhaan ... cukuplah sudah iman berada di titik jenuh ini ...
kututup rapat rapat pintu kenikmatan duniawi ...
menangis aku karena malu, menangis aku karena takut pada adzabmu ...
kuingat akan firmanMU ...
fa yauma idzilla la yuadzibu adzabahuu ahad ...
astagfirullahal'adzim .. astagfirullahal'adzim
asyif ya Rabbi ...
dalam sunyi ... kuseka air mata ini ..
dalam gelap kuteguhkan mata yang menatap ..
dalam sepi kutetapkan kebanaran dalam hati ...
 ... ^.^

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kuhentikan Hujan

Hati yang Hampa

Resensi Buku: Anggukan Ritmis Kaki Pak Kiai