Selamat Malam Tuan

Tuan,  malam semakin larut, nyalakan pemanas karena malam ini sangat dingin, tapi tuan, siapakah lelaki tua yang ada di sudut sana? lihatlah tuan ia meringkuk khusyuk memeluk aspal dingin dan berselimut angin.

Tuan, buang sajakah sisa makanan ini tuan? tapi anak kecil di sebrang jalan itu mengais ngais tempat sampah, lihatlah tuan, badannya hanyalah tulang berselimut kulit, ia seperti rangka berjalan

Tuan, angka pada saldo keuangan tuan hari ini semakin bertambah, tapi, lihatlah tuan, rangka berjalan itu bahkan tak pernah menggenggam uang satu kepalan tangan

Tuan, siapakah rangka berjalan itu tuan? tidakah mereka memiliki kehidupan? Oh rupanya kehidupan itu hanya milik orang - orang seperti tuan, kehidupan hanya milik sebagian orang, begitu kata tuan

Oh maaf atas semua pertanyaan saya tuan, lampu kamar akan segera saya matikan, dan pennghangat ruangan akan segera bekerja, mimpilah yang indah tuan kapitalisme.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kuhentikan Hujan

Hati yang Hampa

Resensi Buku: Anggukan Ritmis Kaki Pak Kiai