Ekspektasi

Di dunia ini ekspektasi atau harapan adalah sesuatu yang penting dan mendasar. Saya kurang setuju dengan pernyataan jangan berharap nanti sakit.

Kenyataannya, harapan adalah sesuatu yang otomatis, seperti tertawa saat ada lucu, marah saat kita terganggu, atau menangis saat kita sudah tak tahan lagi. Berharap adalah sesuatu yang manusiawi. Kalau kamu mematikan harapanmu, maka sama dengan kau matikan sedikit unsur kemanusiaanmu.

yang lebih utama adalah, mengatur harapan dan kekecewaan kita. Seringkali kita kecewa pada satu kejadian dan mengeneralisir kejadian itu akan selalu terjadi untuk selama lamanya, yaelah, baru juga sekali.

Maka, pandai pandailah melihat pola, maka kau tahu bagaimana kita harus menempatkan harap kita dan menerima rasa kecewa. Memulai harapan baru adalah sesuatu yang baik. Hanya mereka yang pemberani yang bisa menerima kecewa dan berharap lagi. Tidak serta merta menjustifikasi dan mengeralisir seenak hati dan jidadnya...

Tapi, sakit pula jika kita di posisi orang yang menanggung harapan banyak orang.
Kenyataannya, saya pribadi, sedikit terbebani dengan harapan harapan yang mereka sandarkan pada saya. Itulah mengapa, dulu, berat bagi saya menerima laki laki yang sedari awal, sudah berpikir bahwa saya bisa melakukan A, B, C, dan sederet alphabet lain yang ada dipikirannya.
Sejatinya, saya ingin disukai apa adanya saya. Kalaulah saya bisa memberi manfaat, atau membuat orang lain senang, itu adalah bonus, bukan tujuan.

Sama kaya kita tahajud, kalo jadi pinter, ya itu bonus, tapi kan bukan tujuan.

Oleh karena itu, kepada sejumput manusia yang masih menaruh ekspetasi pada saya, saya hanya bisa tertunduk mafhum dan berbisik dalam hati, bahwa saya, ingin diterima sebagaimana adanya. Sementara karya, tentu sudah jadi kewajiban saya, anda, dan kita.

Bagaimana kalau kita, saling memahami dan mendukung saja? Bukankah lelah hidup dengan menuntut dan beraharap tuntutannya dipenuhi?
Bagaimana kalau kita, saling mengerti dan memberi ruang satu sama lain saja? Bukankah muak hidup dalam prasangka yang berputar disitu situ saja?

Sejatinya harap atau ekspektasi adalah hal yang indah, tapi selalu menjadi sakit jika kadarnya berlebih. Baik harapan kita pada orang lain, atau harapan orang lain terhadap kita.

Di Kantor,
Sore, Terang

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kuhentikan Hujan

Hati yang Hampa

Resensi Buku: Anggukan Ritmis Kaki Pak Kiai