Komitmen


Cie, saya sekarang satu hari satu postingan euy.. Hehe
Berkat udah libur kuliah nih, jadi sudah tidak dikejar deadline tugas ujian nulis rapot murid dan sebagainya..  Uhuy, mari menikmati ~

Jadi, eum, berawal dari fenomena perceraian dr pernikahan tiga bulan itu ya..
Saya bukan pengikut infotaiment tapi tau info itu jg dr adek yang cerita..
Sedih si liatnya, apakah harga perjanjian di hadapan Allah begitu murah?

Saya juga tengah menanggung sebuah komitmen, memang ada naik ada turun, ada senang ada sedih, semua ada, tapi ya dilalui aja. Diingat kembali bahwa perasaan harus diatur.
Kalo cinta sebatas rasa suka, udah ga suka ya udah, lah, terus dimana letak tanggung  jawab?

Kalian tau ga si, cinta itu bukan yang paling tinggi, kita boleh mencintai, tapi kalau ga sanggup tanggung jawab dan berkomitmen, cinta ya sebatas cinta aja.

Saya mah bicara berdasarkan hasil penelitian aja ya.

Jadi, menurut hasil penelitian tentang emosi, cinta didefinisikan sebagai sebuau perasaan yang sifatnya sementara. Selesai.
Memang ada respon fisiologis seperti jantung berdebar, kepikiran, dan sebagainya.
Tapi bahkan hasil penelitian menunjukkan bahwa cinta kalau ga dirawat bisa menguap.
Mereka yang tadinya tidak mencintai sama sekali pun, kalau saling merawat, menjaga, ya saling lah, lama lama cinta pasti tumbuh.

Jadi tolonglah untuk tidak men dewa kan perasaan.
Iya iya saya ngerti rasanya menahan, tapi selalu ada hasil yang menyenangkan dari sebuah kesabaran.

Kalo udah sabar belum senang juga berati sabarnya masih kurang.
Padahal isu perceraian itu bisa diselesaikan baik baik, mereka masih bisa mencari titik temu. Karena nikah itu komitmen, bukan hanya perasaan.
Bagaimana kalian setia pada komitmen kalian, begitulah asam manis hubungan yang akan kita rasakan.

Mungkin generasi muda hari ini hari perlu belajar bahwa bahkan mie instan pun, harus di rebus dulu.
Semua yang indah perlu usaha.
Perasaan harus dikelola
Cinta harus dirawat
Tanggung jawab harus dikerjakan

Nah, itu semua namanya komitmen.

Nida,
Terik! 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kuhentikan Hujan

Hati yang Hampa

Resensi Buku: Anggukan Ritmis Kaki Pak Kiai