Postingan

Halus Hatinya

 Jadi begini. Betapa lucunya.  Masa ada orang berpikir bahwa hanya dia yang menangis yang halus hatinya. Duh, dangkalnya. Ketika seseorang tak menangis, tak bergeming, tegar, tersenyum, bertahan, dan tetap profesional, tanpa derai drama dan kesedihan yang diungkapkan, keahuilah, ia sedang memeluk dirinya sendiri. Ia juga punya hati yang ia jaga, ia juga halus hatinya, ia juga tak pantas menerima semua perkataan dan sikap kasar yang dikeluarkan, meskipun ia tidak menangis dan terus bekerja. Memang, sejak kapan halus hati seseorang diukur dari air mata yang dikeluarkan?  sejak kapan lembut hati seseorang diukur dari kesedihan yang diungkapkan? Mana riwayat sejarah, dasar teori, dan siapa tokoh cendikiawan atau ulama yang mengatakan hal tersebut?  Kemanusiaan. Sesungguhnya hanya butuh sebuah kemanusiaan untuk kita bisa mengerti. Bahwa setiap manusia adalah makhluk berakal dan ber-hati. Ia punya pikiran dan juga perasaan. Seperti kata pepatah, dalamnya lautan bisa diukur...

Dunia Orang Dewasa

Tidak terasa, usia sudah mau kepala tiga. Sudah beberapa tahun aku menyelami dunia dewasa ini. Sebuah belantara yang tak kukenal sebelumnya. Menjadi seorang ibu, adalah bagian terbaik  dari sebuah kedewasaan. Makhluk mungil lucu yang menyayangi kita tanpa batas adalah sebuah keajaiban yang sangat patut disyukuri. Menjadi ibu merubah seluruh jati diri ini, membuatku bertumbuh, berkembang, menjadi pribadi yang semakin utuh. Aih... Menjadi istri, adalah impian yang ternyata sebuah ujian sekaligus perjalanan. Tak kusangka, beginilah aku ketika menjadi istri. Pikirku, aku adalah tipe istri yang berbakti saat gadis dulu. Hah, ternyata tidak Ferguso. Perempuan tetaplah perempuan. Rupanya istri yang cukup menyebalkan juga diriku ini, sampai-sampai kuberpikir, jikalau aku harus membangun rumah tangga lagi, sepertinya engga deh. Karena aku tau, siapa aku saat menjadi istri. Aku merasa tidak mau mengulang segala salah yang pernah aku lakukan. Tapi, lagi-lagi istri adalah sebuah perjalanan. Da...

Pribadi

 Darimana aku harus memulai semua penjelasan ini. Blog ini adalah semua tentang aku, yang mungkin tidak akan ada manfaatnya bagi orang lain. Maka berhentilah membaca, cukup sampai disini saja. Ternyata, tidak semua dunia kerja itu sama, barulah aku tau. Tidak semua lingkungan islami itu nyaman, barulah aku rasakan. Aku telah berusaha menyelami kehidupan baru, lingkungan baru, jenis pekerjaan baru. Semuanya baru, oh ya, aku lupa... baru dan berantakan. Aku si penegak keadilan ini tentu bertindak ini itu untuk meluruskan. Tahun demi tahun berjalan, dan proses ini, ternyata menyakitkan. Setidaknya bagiku.  Luka ini pun menganga. Kekecewaan  kian tak terobati. Hasrat diri ingin menjauhi lingkungan ini. Begitulah lintasan hati yg terus muncul sulit terkendali. Tapi dasar topeng tebal ini telah terpasang begitu adanya. Aku yg terseret seret ini selalu saja bertindak sebagaimana mestinya. Mendahulukan apa yang perlu, ketimbang apa yang aku mau. Kata orang,  itu namanya kele...

Sekarang

Kuhentikan hujan Kini matahari, merindukanku Mengangkat kabut pagi, perlahan.... Ada yang berdenyut, dalam diriku... Menembus tanah basah Dendam yang dihamilkan hujan dan cahaya matahari Tak bisa kutolak. Matahari, memaksaku, menciptakan bunga-bunga.... -Sapardi Djoko Damono Kau pun muncul, dengan segala kebahagiaan yang mengiringimu Lama kuberpikir sebelum datang kemunculanmu, bagaimanakah perasaanku? Aih, ternyata kita sudah sama sama dewasa. Kita jalani hidup sebagaimana mestinya KIta sudah belajar.  Dan akan masih terus belajar... Semoga kita, menjadi bunga-bunga terbaik semampunya. Menuai berkah, merekah. Panas, terik Purwakarta Nida

Tak Lagi Sama

KIta telah berubah. Segenap pengalaman merubah kita. Dari yang pemalu menjadi berani, dari yang berani menjadi pemalu. Begitupun dengan aku. Tidak mudah menerima kekalahan, begitulah aku. Ambisi menang mendidikku untuk jangan sampai kalah. Kenyataannya, aku telah kalah. Aku telah salah. Mungkin bagi sebagian orang, kekalahan adalah hal wajar. Tapi bagi sebagian yang lain, kekalahan adalah hukuman. Sakit, menyedihkan, dan memalukan. Kalau bisa menang, kenapa harus kalah? begitu prinsip bodohnya. Aku tau aku kalah dan salah. Aku tau aku malu karenanya. Lalu, bagaimanakah? Seimbang.  Adalah kata kata penghibur bagi hati yang sedih. Mungkin, ini perjalananku untuk menjadi pribadi yang seimbang. Bagaimanacaranya, aku tetap ambisius, tapi ikhlas dan pasrah pada apapun hasilnya.  Bagaimana ya caranya? Aku masih 28 tahun. Adalah usia yang wajar jika sedang belajar. tapi, dasar aku yang kurang sabar. Aku ingin menjadi pribadi yang bijaksana sekarang, bukan nanti setelah dapat menerima ...

Ruang Bicara

Lagi-lagi pikiranku dipenuhi dengan hal-hal jelek. Memang betul kata mereka, apa guna sarjanaku jika   tada ada sepeser rupiah yang bisa kudapat dari gelar bergengsi itu. Rong-rongan orangtua untuk mencari kerja juga kerap sampai ke telingaku. Belum lagi, hari ini si kecil baru saja belajar kata kasar yang baru dari lingkugan sepermainannya. Usianya yang baru saja mnginjak 24 bulan membuat lidahnya menyeplak apa saja yang telinganya dengar. “Bu, anaknya jangan main sama anak ibu itu, tuh kan omongannya jadi kasar…” begitu pesan teman sejawatku. Di lain waktu ada lagi yang berkata “bu, anaknnya tolong dijaga bu, ini anak   saya jadi ketularan kasar, kalau di rumah sebenernya anaknya gimana sih bu?” Dan yang paling sebel adalah uangkapan “bu,   di rumah ngapain aja sih, ini loh anaknya main terus di luar”. Amarah, kesal, menyesal, benci berpadu menjadi satu dalam diriku. Tak kalah, akupupn membalas ocehan-ocehan itu agar harga diri ini, harga diri anakku, dan terlebih, harg...

Aku dan Takdir

 Tahukah kamu? Takdir adalah satu kata yang sangat bermakna.  Takdir adalah  semua kejadian dalam hidupmu. Setiap hembusan nafas, setiap kedipan mata, setiap senyum yang tak sengaja, setiap pingkal tawa, setiap air mata, dan setiap raungan batinmu yang bergemuruh. Panjanglah lagi jika harus kujelaskan bagaimana peran takdir dalam kehidupan kita. Lalu, ada apa antara aku dengan takdir? Aku, adalah manusia keras kepala, keras, dan sangat perasa. Aku dengan segala pengetahuan tentang diriku sendiri, seringkali merasa, kenapa takdirku begini dan begitu?  Akulah yang selalu bertanya "kenapa" atas banyak hal yang terjadi. Maka, jadilah batin dan pikiran ini sibuk dan lelah. Karena pertanyaan kenapa itu datang dengan jawaban yang entah kapan datangnya. Mungkin ia datang saat itu juga, mungkin juga setelah aku mati nanti, barulah aku mengerti kenapa hal hal itu terjadi Artinya, bolehlah jadi seumur hidupku terus dihantui oleh pertanyaan kenapa. Maka munculah lagi pertanyaan ...